Monday 12 March 2018

Tujuan Dibangunya Mega Proyek Jembatan Tequila Wolf & Sejarah Perbudakan Dalam Cerita One Piece


Mega proyek Tequila Wolf adalah sebuah proyek pembangunan jembatan - jembatan raksasa yang akan menjadi jalur penghubung antar pulau di East Blue. Dan mega proyek ini sendiri sudah berlangsung selama 700 tahun dan belum ada kata “Selesai” sampai dengan hari ini. Proyek jembatan raksasa ini dikerjakan oleh para budak yang juga seorang penjahat yang dikirim dari berbagai negara atau mereka yang menolak bergabung dengan pemerintah dunia. Dan berbicara tentang mega proyek Tequila Wolf berarti berbicara tentang kelamnya sejarah perbudakan dalam cerita One Piece. Adanya Balai Pelelangan Manusia dan toko penjualan manusia di arc Sabaody Archipelago adalah salah satu bukti betapa kelamnya sejarah perbudakan dalam cerita one piece. Tidak hanya manusia tetapi semua ras yang ada dalam cerita one piece bisa dijadikan budak serta diperjual belikan di toko pelelangan tersebut. Kurcaci, raksasa, mink, dan duyung bisa dengan mudah ditemui di tempat ini. Yang terpenting bagi para calon pembeli adalah semakin sulit ditangkap maka akan semakin mahal juga harga budak tersebut ketika akan dilepas kepasaran. Otomatis semakin tinggi pula prestise atau nilai sibudak tersebut untuk dipamerkan ke teman sejawat. Bahkan salah satu dari kaum Naga Langit, St Carlos rela merogoh kocek hingga 500 juta berry hanya untuk membeli seekor duyung bernama Camie, dan tujuan St Carlos membeli Camie hanya untuk diadu dalam balapan renang dengan ikan piranha serta membuktikan rumor yang mengatakan bahwa duyung adalah species tercepat dalam hal berenang. Sungguh, fakta yang sangat mengerikan.


Tetapi itu semua belum ada apa – apanya. Karena sebenarnya hal yang sama pernah terjadi di sebuah negri yang kelak kita kenal dengan nama Dresrossa jauh sebelum Gol D Rojer di eksekusi. Tepatnya ketika 900 tahun yang lalu atau pada saat Void century dimulai, ketika itu keluarga Donquixote atau nenek moyang dari Doflamingo dan Corazon yang berstatus sebagai Raja di Dressrosa memperbudak para suku kurcaci dengan sangat kejam. Entah untuk kepentingan seperti apa, yang jelas kekejaman dari keluarga Donquixote tersebut sampai membekas hingga ke generasi saat ini (Leo, Bomba, Kabu, Dkk). Dan para kurcaci ini baru bisa bebas ketika perang besar berakhir atau 800 tahun yang lalu. Karena pada saat itu keluarga Donquixote memutuskan untuk meninggalkan tahta mereka di Dressrosa lalu pindah serta menetap di tanah suci Mariejoa.


 Yup, keluarga Donquixote lebih memilih memberikan tahta mereka kepada nenek moyang Raja Riku dan menjadi salah satu dari 19 negara yang tinggal di atap dunia yang kelak bernama tanah suci Mariejoa. Nenek moyang dari Raja Riku yang pada saat itu mengambil alih kekuasaan membebaskan para kurcaci tersebut dari belenggu perbudakan. Dari sejarah perbudakan yang sangat kelam barusan ada pula yg memanfaatkan budak untuk tujuan yang tidak jelas seperti mengerjakan mega proyek jembatan Tequila Wolf. Kalian pasti sudah mengetahui bahwa proyek ini sudah berlangsung selama 700 tahun. Tujuanya sudah sangat jelas yaitu sebagai penghubung antar pulau di wilayah East Blue. Tetapi apakah benar tujuanya hanya sesederhana itu ? Karena kalian pasti tahu bahwa kapal laut bukanlah suatu hal yang asing pada masa itu. Karena salah satu dari tiga senjata kuno berwujud kapal perang bernama Pluton sudah tercipta jauh sebelum mega proyek Tequila Wolf ini dimulai.


Dan ini adalah sebuah bukti yang tidak terbantahkan. Jadi untuk apa harus membuat jembatan kalau pada masa itu sudah ada transportasi kapal laut untuk melewati ganasnya ombak dilautan ? Perlu diingat pada komik One Piece dichapter 593 salah seorang dari Pasukan Revolusi pernah mengatakan kepada Nico Robin  bahwa “Proyek ini adalah perintah dari kaum naga langit, Ada atau tanpa adanya tujuan bukanlah sebuah masalah”. Wow benar – benar mengerikan. Karena perintah tetaplah perintah, kira – kira seperti begitulah para kaum Naga Langit memperlakukan orang – orang yang dianggap rendah oleh mereka. Bagi yang ingin menikmati pembahasan ini dalam bentuk video bisa langsung klik disini dan jangan lupa juga untuk Like Fanspage kami di facebokk untuk info – info menarik tentang One Piece lainya hanya disini.


Oke lanjut, Apabila dianalisa lebih lanjut 700 tahun yang lalu berarti sesaat setelah berakhirnya “Era 100 tahun yang hilang” atau “Void Century”. Serta 100 tahun setelah lahirnya tatanan yang mengatur seluruh dunia One Piece yang kelak bernama Sistem Pemerintahan Dunia. Kita pasti sudah tau bahwa pihak pemerintah dunia selaku pemenang perang bebas melakukan apapun termasuk perbudakan. Lalu bagaimana dengan pihak yang kalah ? Apakah mereka semua dibantai habis dan tidak tersisa sedikitpun? Kemungkinan besar tidak. Dan pihak yang menang merasa ingin lebih mendominasi dengan menghukum pihak yang kalah. Dari sini saya berpendapat bahwa tujuan sebenarnya dari proyek jembatan Tequila Wolf ini adalah sebagai bentuk hukuman atau penebusan dosa bagi pihak yang kalah, sebagaimana lazimnya pihak yang kalah dalam perang. Tetapi seiring berjalanya waktu para budak – budak yang dianggap sebagai pihak yang kalah tadi mati satu per satu ditengah proyek jembatan yang tak kunjung selesai. Lalu mereka digantikan dengan budak yang baru untuk mengerjakan proyek tersebut dan begitu seterusnya. Lama kelamaan tujuan dari mega proyek ini dilupakan atau bahkan hilang dan berganti dengan kerja paksa tanpa henti ditengah cuaca dingin yang mengigit. Sungguh sebuah ironi. Semoga bermanfaat dan terima kasih….

No comments:

Post a Comment